Thursday, April 25, 2024
HomeBerita BaruNasionalRanking 7 Dunia, Jokowi; Banyak Yang Mengeluh dan Tidak Bersyukur

Ranking 7 Dunia, Jokowi; Banyak Yang Mengeluh dan Tidak Bersyukur

Jokowi saat sambutan peresmian APR, pangkalan kerincu, kabupaten Pelalawan, Riau

Riau, investigasi.today – Saat meresmikan Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau pada Jumat (21/2), Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dihitung berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) atau paritas daya beli, ekonomi Indonesia berada di peringkat 7 dunia.

Jokowi menambahkan Indonesia juga sudah masuk dalam G20, yakni kelompok negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP) yang dihasilkan dan berada diurutan 16 terbesar di seluruh dunia.

Jokowi menilai capaian tersebut adalah sesuatu yang patut disyukuri, namun masih banyak yang tidak paham dan terlalu banyak mengeluh.

“Sekarang ini negara kita sudah masuk yang namanya G20 dan GDP Indonesia nominalnya kalau dihitung berada di ranking ke-16, kalau dihitung dengan GDP PPP itu berada di ranking ke-7 dunia. Ini banyak yang enggak ngerti, banyak yang masih mengeluh, tidak bersyukur. Namanya kufur nikmat itu. Sudah diberi kenikmatan oleh Allah sebegitu gedenya tapi tidak disyukuri. Marilah kita syukuri apapun yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa,” tandas Jokowi.

Meski begitu, Jokowi berharap Indonesia harus terus menggenjot investasi untuk semakin memperkuat perekonomian. Dengan banyaknya investasi yang masuk, lapangan kerja tercipta, kesejahteraan rakyat dapat ditingkatkan.

“Saat ini semua negara saling berebut investasi. Kenapa diperebutkan, karena yang namanya peredaran uang di sebuah negara itu jika semakin banyak beredar akan semakin baik pertumbuhan ekonomi dan semakin baik kesejahteraan masyarakatnya,” terang Jokowi.

Menurut Jokowi, investasi dari swasta sangat diperlukan karena peran negara tak begitu besar dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan dibuat untuk menarik investasi dari swasta.

“Masih banyak yang belum tahu, APBN tahun ini kurang lebih Rp 2.200 triliun plus APBD dan itu pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya 23 persen, itu APBN plus APBD. Kalau APBN saja hanya 16 persen saja pengaruhnya terhadap PDB ekonomi, di semua negara kurang lebih juga sama. Artinya artinya 77 persen tumbuhnya ekonomi sangat bergantung pada dunia dunia usaha, kepada dunia swasta,” jelas Jokowi. (Mahardika)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -











Most Popular