Friday, April 19, 2024
HomeBerita BaruJatimTim TOLE ITS Gagas Inovasi Kurangi Kemacetan

Tim TOLE ITS Gagas Inovasi Kurangi Kemacetan

Surabaya, Investigasi.today – Pesatnya perkembangan teknologi saat ini membutuhkan kolaborasi ilmu dari berbagai bidang sebagai terobosan baruuntuk melahirkan produk teknologi yang inovatif. Hal inidibuktikan oleh tiga mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang tergabung dalam Tim TOLE, yang mengusung produk inovatif bernama Sistem Transportasi Tjerdas. 

Manajer utama tim, Aulia Rayimas Tinkar dengan latar belakang keilmuan Teknik Fisika dibantu oleh kedua rekannya yakni Habib Ihza Alamsyah dari Departemen Teknik Elektro danRenaka Agusta dari Departemen Teknik Komputer. Ketigapenggagas Sistem Transportasi Tjerdas tersebut, tergerak untukmembantu mengurangi kemacetan lewat inovasi rambu lalulintas.

Dalam melahirkan ide inovatifnya, tim mengaku awalnyamelakukan penyerapan ide dari Dr Totok Soehartarto selakudosen pembimbing. Kemudian, penggalian ide dilakukan secaramendetail, sehingga disetujui oleh Dr Dhany Arifanto selakudosen pembimbing dalam lomba. “Dosen menyetujui danmemberi dukungan dari awal hingga akhir,” ungkap AuliaRayimas Tinkar yang akrab disapa Ayik itu.

Ide inovatif tersebut diakui mampu mengatur perubahan lampulalu lintas secara otomatis berdasarkan kondisi kemacetan jalan. “Sistem ini terdiri dari sensor yang dibekali Artificial Intelligence (AI), jaringan Internet of Things (IoT), dan big data,” jelasnya.

Dalam merancang ide tersebut, tim bekerja sesuai porsi tugasnyamasing-masing. Habib, sebagai AI dan IoT engineer, bertugasmerancang sistem untuk mendeteksi rasio kepadatan tiap jalan. Kemudian, data tersebut akan dihubungkan ke microcontrollersehingga dapat mengatur lampu lalu lintas.

Lebih lanjut, menurut Ayik, data hasil pemrosesan citra gambaritu nantinya juga akan terhubung secara real time di website dandihimpun dalam suatu big data oleh Renaka, selaku web developer dan data scientist. Penghimpunan data ini diharapkandapat membantu pertimbangan analisis pemerintah kota dalammenentukan suatu kebijakan.

Dalam waktu satu bulan perancangan karya, lanjut Ayik, tentumenjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk bekerja sama di kondisi pandemi yang serba daring. “Namun, lewat kondisiitulah kami membuktikan bahwa berkarya tetap dapat dilakukandi tengah keterbatasan yang ada,” tuturnya. 

Meski demikian, Ayik mengungkapkan, tim justru mengakusenang sebab mendapatkan pengalaman untuk mengaplikasikankeilmuan mereka di dunia nyata. “Kami ingin membangunbangsa dengan porsi kami, sebagai engineer tentu kami inginmengatasi permasalahan dengan teknologi,” ujar mahasiswaangkatan 2017 itu.

Solidaritas dan kolaborasi yang baik dari tim ini terbukti melaluikeberhasilannya menyabet juara ketiga pada kompetisiPagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) XIII tahun 2020, beberapa waktulalu, kategori Kota Cerdas. Tim pun berharap, sistem ininantinya dapat diimplementasikan demi kebermanfaatan bagimasyarakat maupun pemerintah dalam membangun smart cityke depannya. (Lg)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -











Most Popular