Sampang, investigasi.today – Selama 3 bulan, warga 2 desa di Sampang terpaksa mencari air bersih dengan menempuh jarak cukup jauh. Krisis air bersih yang dialami masyarakat Desa Larlar dan Desa Tolang membuatnya mendapat bantuan.
Salah satu warga Desa Larlar, Salamah mengaku kesulitan air bersih itu sudah dirasakan sejak 3 bulan lalu. Selain mencari air sampai keluar desa, warga juga mengandalkan bantuan air dari lembaga penyalur bantuan air.
“Kalau pas datang bantuan air dari KPRI Setia Bakti seperti sekarang ini, kami bisa hemat energi dan biaya. Soalnya nggak lagi antre dan nyari keluar desa lagi, ” kata Salamah, Rabu (11/10).
Mereka mengaku senang dengan bantuan ini meski mendapat bantuan satu minggu sekali. Sebab jika tidak ada bantuan, warga harus mengantre berjam-jam untuk mendapatkan air dan pencarian harus menempuh jarak jauh.
“Alhamdulillah masih ada bantuan dari koperasi, jadi nggak repot nyari jauh dan antre berjam jam. Malah kadang masih harus beli (Air),” tambahnya.
Secara terpisah Candra Ketua KPRI Setia Bakti, Ahmad Juhari menyatakan bantuan air bersih diberikan ke daerah terdampak kekeringan ekstrem.
“Selain menyalurkan sembako, KPRI Setia Bakti Banyuates ini setiap tahun memang menganggarkan, pendistribusian air untuk daerah terdampak kekeringan seperti larlar dan tolang.” kata Jauhari.
Untuk pendistribusian Air Bersih ini ditargetkan mencapai 100 tangki dalam satu musim. Namun karena keterbatasan armada, target tersebut selama ini belum pernah tercapai.
“Hanya ada satu armada dari Kecamatan Ketapang yang digunakan. Sehingga hanya bisa terdistribusi maksimal 30 tangki dari target 100 tangki. Itu lantaran harus menunggu giliran pendistribusian di daerah lain,” pungkasnya
Sementara data BPB Sampang menyebutkan ada 62 desa yang masuk dalam kategori kering kritis. Dari 14 kecamatan di Kabupaten Sampang hanya 4 kecamatan kategori kekeringan kritis 2023. Wilayah tersebut yakni Kecamatan Camplong, Omben, Jrengik dan Ketapang. (Fathor)
