Friday, April 19, 2024
HomeBerita BaruNusantaraBernarkah ? Kemerdekaan Hanya Milik Pejabat Dan Konglomerat.

Bernarkah ? Kemerdekaan Hanya Milik Pejabat Dan Konglomerat.

Baturaja, investigasi.today — Tujuh puluh dua tahun Indonesia merdeka, dengan perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit dari rakyat yang cinta tanah air demi kemerdekaan. Merdeka dalam Hak, merdeka dalam berpikir dan berucap dan berbuat. Tapi tidak sedikit rakyat yang belum merasakan kemerdekaan, yang masih menderita kelaparan, susah dalam mencari kehidupan, kesulitan mengeluarkan hasil bumi, dikarnakan pembangunan yang belum merata. Seolah kemerdekaan hanya milik pejabat dan konglomerat.

Seperti itulah gambaran bagi masyarakat di 7 Desa, di Kecamatan Ulu Ogan. Yakni Desa Belandang, Sukajadi, Mendingin, Pedataran, Ulak Lebar, Gunung Tiga, Kelumpang. Sudah bertahun tahun melintasi jalan yang rusak dengan jurang terjal dipinggir jalan, yang setiap kendaraan harus berjalan dengan hati hati, dikarnakan jalan nya rusak sekaligus sempit. Seolah tak tersentuh oleh tangan Pemerintah Daerah.

Bila jalannya nanti putus, maka kami akan membuat jalur sendiri melalui sungai dengan menggunakan rakit, ujar salah satu Kepala Desa, yang team Investigasi temui, rabu (10/01/2018), yakni Bpk Martambang selaku kades Mendingin. Dengan nada sedikit tertawa seolah mencibir kerjaan pemerintah daerah yang diduga kurang optimal dan serius dalam memajukan pembangunan didaerahnya, dan kurangnya perhatian terhadap keselamatan, ketentraman serta kehidupan masyarakat yang berada di 7 Desa di Kecamatan Ulu Ogan.

Masih dengan penjelasan Martambang, “sebenarnya kami sudah sering mengusulkan pembenaran jalan ketika Musrembang, dan sudah ditanggapi pemerintah tapi dibenari sedikit sedikit, itupun yang dibenari bukan ditempat yang rusak parah dan membahayakan masyarakat “, jelasnya

Masyarakat pun sangat berharap kepada pemerintah daerah untuk diperbaiki, karna mereka sangat takut untuk melintasi jalan tersebut, bila ingin mengeluarkan hasil bumi, karna pernah terjadi hampir masuk jurang, dikarnakan jalan yang rusak, sempit serta licin. Desa kami ini seperti desa yang terisolir, yang kurang perhatian. Kami ingin seperti desa desa lain yang telah menikmati mudahnya mengeluarkan hasil bumi, tanpa harus menempuh bahaya. Anak anak yang sekolah merasa aman dan nyaman, biar kami pun ikut merdeka. Harap mereka.

Dan para Kades pun sangat khawatir bila membawa uang dari pencairan dana desa, karna harus melintasi jalan tersebut, biaya transportasi pun sangat mahal, serta mempertaruhkan nyawa. Ujarnya. (tomi)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -











Most Popular