Friday, March 29, 2024
HomeBerita BaruNusantaraTiga Kader di Semarang dan Blora Bangkang Perintah Partai, PDIP: Nanti Kita...

Tiga Kader di Semarang dan Blora Bangkang Perintah Partai, PDIP: Nanti Kita Pecati Semua

Semarang, Investigasi.todayKarena dianggap membelot dan tidak patuh pada rekomendasi partai di Pilkada 2020, tiga kader partai PDI-P di Kabupaten Semarang dan Blora terancam dipecat.

Terkait hal ini, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Kusriyanto, mengatakan “mereka tidak mendukung rekomendasi pilkada, yakni Bupati Kabupaten Semarang Mundjirin, anaknya Mundjirin, Biena Munawa Hatta, dan kader PDIP Blora Dwi Astutiningsih yang maju dari partai Demokrat. Pasti ada sanksi (pemecatan), nanti kita usulkan ke DPP,” ungkapnya, di Panti Marhaen Semarang, Rabu (2/9).

Mundjirin yang saat ini menjabat sebagai Bupati Semarang, merupakan kader PDI Perjuangan. Ia dianggap memberi ruang kepada istrinya, Bintang Narsasi untuk maju sebagai Bakal Calon Bupati Semarang melalui partai lain. “Awalnya anaknya Pak Mundjirin kita tawari maju sebagai calon wakil, tidak boleh. Tahu-tahu istrinya maju,” terangnya.

Padahal anak Mundjirin, Biena Munawa Hatta sendiri juga kader PDI Perjuangan dan kini menjabat anggota DPRD Kabupaten Semarang. “Kami beri ruang anaknya dengan menjadi anggota dewan karena percaya akan mendukung rekom, kalau begini kan namanya tidak mendukung rekom. Kalau gini partai kepentingan keluarga ya tidak bisa, padahal kepentingan politik ya untuk masyarakat,” tandasnya.

Di Pilkada Kabupaten Semarang, PDI Perjuangan memberi rekom ke paslon Ngesti Nugraha-Basari. Sementara Bintang Narsasi berpasangan dengan Sekda Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono maju dari partai lain.

Seperti di Semarang, di Blora juga terjadi hal yang sama. PDI Perjuangan sudah memberikan rekomendasinya kepada Arief Rohman – Tri Yulisetyowati. Namun, Kader PDI Perjuangan yang juga anggota DPRD setempat, Dwi Astutiningsih justru maju Pilkada melalui Partai Demokrat.

Terkait hal ini, Bambang menegaskan bahwa yang bersangkutan jelas tidak tunduk pada perintah partai dan posisinya sebagai legislator akan diganti melalui mekanisme pergantian antar waktu (PAW). “Nanti kita pecati semua. Enak saja, sudah 10 tahun merasakan harkat martabat dari PDI Perjuangan, pindah begitu saja. Etikanya tidak ada,” tegas Bambang. (gm)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment - (br)

Most Popular